Dasar – Dasar Ilmu Politik : Pengertian, Dimensi, dan Perkembangan Ilmu Politik – Kuliahmandiri.my.id

Pengantar Ilmu Politik : Pengertian Ilmu Politik, Dimensi Ilmu Politik, Fenomena Politik, dan Perkembangan Ilmu Politik

1. Pengertian Ilmu Politik Menurut Para Ahli


a. Politik menurut Aristoteles  

        Dalam bukunya Aristoteles yang berjudul “Politics”, menyatakan “Man is by nature a political animal (zoon politicon)’, yang berarti bahwa hanya dalam komunitas politik manusia dapat menjalani kehidupan yang lebih baik. Menurut Aristoteles, esensi dari keberadaan sosial adalah politik dan bahwa dua atau kebih manusia berinteraksi satu sama lain terlibat secara bervariasi dalam suatu hubungan politik. Politik juga dapat mempengaruhi kehidupan semua orang. Selain itu juga bagi Aristoteles, menjadikan politik sebagai ‘the master of science’, yang di mana aktivitas manusia berusaha untuk meningkatkan masyarakat yang baik. Politik diatas segalanya adalah aktivitas sosial. Politik dipahami juga sebagai “organisasi sebuah polis baik menyangkut badan-badannya secara umum maupun secara khusu menyangkut badan tertentu yang berdaulat atas segala hal.” Kata ‘politics’ diderivasi dari kata “polis” yang berarti secara literal city-state (negara-kota). Sedangkan kata ‘politikos’ berasal dari Yunani yang artinya urusan sipil (civic affairs), yang akhirnya dimasukkan ke dalam bahasa Inggris menjadi political pada tahun 1529.

b. Politik menurut Laswell 

    Harold Laswell mendefinisikan politik melalui pembentukan dan pembagian kekuasaan yang menentukan “who is to get what, when and how” (Harold Laswell dalam buknya Politics : Who Gets What, When, How, 1936) 

c. Politik menurut Lenin 

    Vladimir Lenin, tokoh revolusioner Partai Bolshevik dan pemimpin pertama Uni Soviet, melihat politik sebagai “who does what, when, and how”.

d. Politik menurut Robert Dahl 

    Robert Dahl dalam bukunya Modern Political Analysis mencoba menggambarkan politik dalam bidang – bidang yang disepakati dan tidak disepakati pada posisi ketiga ilmuwan. 

e.  Politik menurut Adrian Leftwich 

      Menurut Adrian Leftwich dalam What is Politics? The Activity and Its Study (1984), “politik adalah jantung dari semua aktivitas sosial kolektif, formal dan informal, public dan swasta, disemua kelompok manusia, institusi, dan masyarakat”. Politik bekerja di semua aktivitas sosial dan di setiap sudut kehidupan manusia. 

f. Politik menurut Hannah Arendt 

    Dalam tradisi yang berasal dari Aristoteles, politik telah menjadi kegiatan yang mulia dan tercerahkan justru karena karakter ‘publik’ nya. Posisi ini secara tegas didukung oleh Arendt yang mengemukakan dalam The Human Condition (1958) bahwa politik merupakan bentuk terpenting dari aktivitas manusia karena melibatkan interaksi antar warga negara yang bebas dan setara. 

g. Politik menurut David Easton 

       Politik menurut David Easton dalam The Political System: An Inquary Into the State of Political Science (1971) adalah “as the authoritative allocation of values” yang artinya bahwa hal ini memerlukan berbagai proses melalui mana pemerintah merespon pada kebutuhan – kebutuhan masyarakat, dan “authoritative values” yang artinya dimana ‘values’ berarti kondisi yang diinginkan, diterima, dan diperhatikan mengikat oleh mayoritas waga negara, serta ‘authoritative’ menunjukkan beberapa bentuk dari proses yang legitimate (legitimasi) yang mengatur interrelationships berkenaan dengan “who gets what, when, and how”. Dalam hal ini, berati politik diasosiasikan dengan kebijakan dengan keputusan yang formal dan otoritatif yang mengembangkan suatu rencana tindakan bagi masyarakat. Sehingga politik seringkali merupakan proses kelompok untuk membuat keputusan. 

h. Politik menurut Rod Hague, Martin Harrop, dan Shaun Breslin 

        Dalam pendangan Mereka bertiga politik adalah “politics is the process by which groups make collective decisions” . Ukuran dari kelompok dapat bervarias dari suatu keluarga tunggal pada suatu ekstrim ke masyarakat internasional. Keputusan – keputusan dicapai juga dalam berbagai cara. 

i. Politik menurut Bernard Crick

    Dalam studinya In Defense of Politics, Crick mendefinisikan politik sebagai aktivitas yang mendamaikan berbagai kepentingan dalam suatu unit pemerintahan dengan memberi makna bagian kekuasaan sebanding dengan kepentingannya bagi kesejahteraan dan kelangsungan hidup seluruh komunitas. 

j. Politik menurut Tokoh Feminism 

    Menurut para Penulis feminism politik didefinisikan secara sempit dari isu – isu publik seperti masalah ekonomi dan luar negeri. Seperti Heller (1991, 340- 341) berargumen, “Politik” menjadi politik secara nyata, jika pria dan wanita berhasrat hal itu dapat didiskusikan, dipertarungkan, dan diputuskan dalam ranah publik. 

k. Politik berdasarkan pada kontemporer tahun 1990

    Kontemporer Ilmu politik pada tahun 1990-an melihat politik dalam suatu cara yang lebih luas. Politik terjadi di masyarakat: dari kelompok keluarga ke negara, dari asosiasi – asosiasi ke perusahaan multitasional. Politik melibatkan konflik dan kerja sama serta mencerminkan dan tentunya mempengaruhi sturktur masyarakat.

2. Dimensi Politik 

Politik dibagi ke dalam tiga dimensi yaitu : 

a. Dimensi Polity 

      Dimensi Polity yang berarti institusi – institusi, nilai dan norma politik, seperti konstitusi, sistem politik, parlemen, partai politik, dan system kepartaian. 

b. Dimensi Politics 

       Dimensi Politics akan menganalisis proses – proses politik seperti legitimasi, partisipasi, pemilihan, kerja sama atau konflik. 

c. Dimensi Policy 

      Dimensi Policy yang bertemakan isi dari politik, seperti kebijikan ekonomi, kebijakan perdagangan, kebijakan luar negeri dan lain – lain. 

3. Fenomena Politik 

        Fenomena politik terdiri atas: Negara (State), Pemerintah (Government), Konstitusi (Constitution), Ideologi (Ideology), Partai Politik (Political Party), dan lain – lain.

4. Perkembangan Ilmu Politik 

    Di Inggris, Ilmu politik selalu menjadi sedikit tidak mudah mengenai penggunaan istilah “political science” karena masalah politik dianggap termasuk filsafat. Ilmu politik juga mempunyai karakter yang kosmopolitan. Pengakuan dari pertumbuhan yang besar dalam penelitian dan publikasi dibawah payuh Ilmu Politik membuat kasus bagi suatu pedoman pada keberagaman dan kompleksitasnya.

5. Perkembangan Ilmu Politik di Indonesia

    Di Indonesia pada tahun 1948 didirikan Akademi Ilmu Politik yang semula dimaksudkan untuk melatih para pegawai negeri pada Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Luar Negeri, Kementrian Penerangan. Tahun 1949 bersama dengan beberapa akademi yang lain menjadi bagian dari Universitas Gajah Mada. Kemudian dilanjut Universitas Indonesia pada tahun 1950.